
Sebuah kisah inspiratif datang dari Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Seorang siswa SD ke sekolah jam 3 dini hari di Sigi menjadi sorotan publik setelah ceritanya tersebar luas di media sosial dan pemberitaan nasional.
Setiap hari, siswa tersebut harus berangkat sangat pagi demi bisa mengikuti kegiatan belajar di sekolahnya. Perjalanan panjang dan kondisi medan yang tidak mudah membuat perjuangannya mengundang simpati banyak pihak.
Perjalanan Jauh dan Medan Sulit
Berdasarkan informasi yang beredar, siswa SD tersebut tinggal di wilayah terpencil dengan akses terbatas. Untuk sampai ke sekolah tepat waktu, ia harus berjalan kaki melewati jalan setapak dan area yang minim penerangan.
Berangkat sejak dini hari dilakukan agar tidak terlambat masuk kelas. Meski masih usia sekolah dasar, semangat belajarnya tetap tinggi dan tidak pernah surut.
Perjuangan Berbuah Beasiswa dan Laptop
Kisah siswa SD sekolah jam 3 dini hari di Sigi ini akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan berbagai pihak. Sebagai bentuk apresiasi atas semangat dan kegigihannya, siswa tersebut menerima beasiswa pendidikan.
Tak hanya itu, ia juga mendapatkan bantuan laptop untuk menunjang proses belajar, terutama dalam mengikuti pembelajaran digital yang kini semakin dibutuhkan.
Dukungan untuk Pendidikan Daerah Terpencil
Pemberian beasiswa dan laptop ini diharapkan dapat memotivasi siswa lain di daerah terpencil agar tetap semangat menempuh pendidikan. Pemerintah setempat juga menegaskan komitmennya untuk meningkatkan akses pendidikan dan infrastruktur sekolah.
Kisah ini sekaligus menjadi pengingat bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang berjuang keras demi mendapatkan pendidikan yang layak.
Inspirasi bagi Banyak Orang
Cerita siswa SD di Sigi ini menuai banyak pujian dari masyarakat. Warganet menyebutnya sebagai contoh nyata ketekunan dan semangat belajar di tengah keterbatasan.
Banyak pihak berharap kisah inspiratif ini bisa mendorong perhatian lebih besar terhadap dunia pendidikan, khususnya di wilayah terpencil.
✅ Penutup
Perjuangan siswa SD ke sekolah jam 3 dini hari di Sigi membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Dengan dukungan beasiswa dan laptop, diharapkan masa depan pendidikannya semakin cerah dan menginspirasi banyak orang.
