
Jakarta — Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria menabrakkan diri ke mobil di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, viral di media sosial. Dalam rekaman berdurasi 25 detik itu, pria tersebut tampak berjalan ke arah mobil yang sedang melintas sebelum akhirnya menabrakkan tubuhnya ke bagian depan kendaraan.
Insiden itu sontak membuat pengendara dan warga sekitar panik. Banyak yang mengira kejadian tersebut merupakan percobaan bunuh diri atau upaya menipu pengemudi dengan berpura-pura tertabrak.
Polisi Turun Tangan Selidiki Insiden
Kapolsek Tanah Abang, Kompol Rinaldo, membenarkan adanya kejadian tersebut. Pihak kepolisian langsung memeriksa lokasi dan memintai keterangan sejumlah saksi mata serta pengemudi mobil.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa pria tersebut bukan korban kecelakaan. Ia diduga sedang mengalami gangguan emosional dan bertindak tidak terkendali,” jelas Kompol Rinaldo.
Polisi memastikan tidak ada unsur tindak kriminal maupun kecelakaan serius dalam insiden ini. Pengemudi mobil pun tidak dikenakan sanksi karena terbukti tidak bersalah.
Kondisi Pria dan Reaksi Warga Sekitar
Menurut keterangan warga, pria itu sempat duduk di pinggir jalan beberapa saat sebelum menabrakkan diri. Setelah kejadian, ia dibawa ke pos keamanan untuk mendapatkan pertolongan.
Sejumlah netizen yang melihat video tersebut di platform X (Twitter) dan Instagram memberikan beragam tanggapan. Ada yang bersimpati, namun tak sedikit pula yang menyoroti pentingnya kesehatan mental dan kontrol emosi di ruang publik.
“Semoga dapat penanganan yang tepat. Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi,” tulis salah satu pengguna media sosial.
Kesadaran Mental Health di Tengah Tekanan Hidup
Kasus seperti ini semakin mengingatkan masyarakat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental. Tekanan ekonomi, sosial, dan emosional sering membuat seseorang kehilangan kendali, bahkan nekat melakukan tindakan berbahaya.
Pihak kepolisian mengimbau warga agar tidak langsung menyebarkan video kejadian serupa tanpa verifikasi untuk menghindari kesalahpahaman publik.
