
Sebuah kafe di Palopo viral di media sosial setelah diketahui menggunakan nama kelamin sebagai penamaan menu makanan dan minuman. Kontroversi ini langsung memicu perdebatan di kalangan warganet dan menjadi sorotan publik.
Banyak netizen menilai nama menu tersebut tidak pantas dan berpotensi menyinggung norma kesopanan. Akibatnya, unggahan terkait kafe tersebut menyebar luas dan menuai beragam reaksi.
Menu Kontroversial Picu Kecaman Publik
Berdasarkan informasi yang beredar, kafe tersebut awalnya bermaksud menciptakan konsep unik agar menarik perhatian pengunjung. Namun, penggunaan istilah sensitif justru dinilai melampaui batas kreativitas.
Sebagian warganet menilai penamaan menu tersebut kurang mempertimbangkan nilai budaya lokal. Apalagi, Palopo dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi norma sosial dan adat istiadat.
Pemilik Kafe Angkat Bicara
Menanggapi polemik yang berkembang, pemilik kafe akhirnya memberikan klarifikasi. Ia mengaku tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun melalui penamaan menu tersebut.
Pemilik kafe juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat Palopo dan publik luas. Selain itu, pihaknya berjanji akan segera mengganti nama menu yang dianggap tidak pantas.
Langkah Perbaikan dan Evaluasi Usaha
Sebagai bentuk tanggung jawab, kafe tersebut dikabarkan telah menarik menu kontroversial dari daftar penjualan. Evaluasi internal juga dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Langkah ini mendapat respons positif dari sebagian warganet yang menilai sikap pemilik kafe cukup kooperatif dan terbuka terhadap kritik.
Pelajaran dari Kontroversi Kafe Viral
Kasus kafe di Palopo viral ini menjadi pelajaran bagi pelaku usaha kuliner. Inovasi memang penting, tetapi tetap harus memperhatikan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Konten atau konsep yang sensasional tanpa pertimbangan matang justru dapat berdampak negatif pada citra usaha.
