
Selama bertahun-tahun, pertanyaan “Apakah Manchester United kembali?” lebih sering menjadi bahan olok-olok ketimbang sebuah analisis serius. Namun, di bawah kepemimpinan baru yang tenang namun tegas dari Rúben Amorim, sesuatu yang berbeda sedang terjadi di Old Trafford.
Memasuki akhir Oktober 2025, United tidak hanya sekadar “membaik”; mereka mulai menunjukkan konsistensi yang menakutkan.
Meski masih dianggap remeh oleh banyak pengamat yang lebih menjagokan dominasi Man City atau Arsenal, ada tanda-tanda nyata bahwa Setan Merah asuhan Amorim bisa menjadi kuda hitam yang mengejutkan dalam perburuan gelar Liga Premier musim ini.
Ini bukan sekadar optimisme buta. Berikut adalah enam alasan taktis dan mental mengapa United era baru ini layak diperhitungkan.
1. Identitas Taktis yang Jelas: Era 3-4-3 Amorim
Selama satu dekade pasca-Ferguson, United adalah tim yang kebingungan secara taktis. Mereka berganti-ganti manajer dan filosofi. Amorim datang membawa cetak biru yang tidak bisa ditawar: formasi 3-4-3 (atau 3-5-2) yang disiplin.
Untuk pertama kalinya, setiap pemain di lapangan tahu persis peran mereka. Sistem ini memberikan perlindungan defensif yang lebih baik, sekaligus menciptakan koridor serangan yang jelas. Tidak ada lagi ketergantungan pada sihir individu; ini adalah kemenangan sistem.
2. Tembok Pertahanan yang Akhirnya Rapat
Kunci dari sistem Amorim adalah soliditas pertahanan. Dengan tiga bek tengah yang didukung oleh dua gelandang bertahan yang bekerja keras, United tidak lagi “mudah bocor”. Lisandro Martínez, yang sempurna untuk peran bek tengah sisi kiri dalam sistem tiga bek, terlihat hidup kembali.
Andre Onana, yang musim lalu berjuang di bawah tekanan, kini terlihat jauh lebih tenang dengan perlindungan berlapis di depannya. United tidak lagi memenangkan pertandingan dengan skor 4-3; mereka kini nyaman menang 1-0 atau 2-0, sebuah ciri khas tim penantang gelar.
3. Kobbie Mainoo Telah Menjadi “Jenderal” Lini Tengah
Jika ada satu pemain yang paling diuntungkan oleh Amorim, dia adalah Kobbie Mainoo. Manajer asal Portugal itu telah memberikan kepercayaan penuh padanya sebagai poros ganda (pivot) utama.
Mainoo tidak lagi hanya menjadi gelandang muda berbakat; dia telah bertransformasi menjadi metronom tim. Kemampuannya mendikte tempo, ketenangannya saat menguasai bola, dan kecerdasannya dalam memutus serangan lawan telah menjadi jantung dari permainan United.
4. Revolusi Peran Wing-Back
Sistem 3-4-3 Amorim sangat bergantung pada efektivitas wing-back. Di sinilah United menunjukkan peningkatan paling drastis. Diogo Dalot di satu sisi dan (mungkin) rekrutan baru atau pemain yang diubah posisinya di sisi lain, kini bermain dengan energi tinggi.
Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi sumber outlet serangan utama, memberikan umpan silang berbahaya dan meregangkan pertahanan lawan. Kinerja mereka telah memecahkan masalah kronis United di area sayap.
5. Mentalitas “Anti-Rapuh” Telah Terbentuk
Masalah terbesar United di masa lalu adalah mentalitas mereka yang rapuh. Tertinggal satu gol sering kali berarti kekalahan. Amorim, yang dikenal sebagai motivator ulung dan disiplin, telah menanamkan grinta (ketangguhan).
Kita sekarang melihat United yang mampu bangkit dari ketertinggalan. Kita melihat mereka mempertahankan keunggulan tipis di menit-menit akhir tanpa panik. Mereka tidak lagi bermain untuk menghibur; mereka bermain untuk menang.
6. Kembalinya “Faktor Takut” di Old Trafford
Selama bertahun-tahun, Old Trafford telah kehilangan auranya. Tim tamu datang dengan keyakinan bisa mencuri poin. Musim ini, “Theatre of Dreams” kembali menjadi benteng.
Dengan taktik yang jelas dan dukungan penuh dari suporter yang melihat kemajuan nyata, United telah menjadikan kandang mereka tempat yang sulit untuk dikunjungi. Meraih poin penuh secara konsisten di kandang adalah syarat mutlak bagi penantang gelar, dan United melakukannya lagi.
Kesimpulan
Apakah terlalu dini untuk menyebut United sebagai penantang gelar sejati? Mungkin saja. Musim masih panjang, dan kedalaman skuad mereka akan diuji. Namun, ini bukan lagi United yang kita kenal. Ini adalah unit yang terorganisir, disiplin, dan lapar yang dilatih oleh salah satu ahli taktik muda terbaik di Eropa. Jangan kaget jika pada bulan Mei mendatang, mereka masih berada dalam persaingan.

Pingback: Potong Tangan Demi Harry Kane!" – Mengapa Rúben Amorim