Melampaui Batas Maut: Dua Keluarga Satukan Pasangan Korban Kecelakaan dalam Tradisi ‘Minghun’

Ikatan Abadi: Kisah ‘Pernikahan Hantu’ Pasangan Kekasih yang Tewas di Johor

Cinta yang seharusnya berlabuh di pelaminan dunia, harus menemukan jalannya di alam yang berbeda. Dalam sebuah kisah yang memilukan sekaligus menyentuh, dua keluarga di Johor, Malaysia, membuat keputusan luar biasa untuk menyatukan anak-anak mereka yang telah tiada melalui sebuah upacara “pernikahan hantu” atau minghun.

Peristiwa ini bermula dari sebuah tragedi. Sepasang kekasih muda—seorang pria berusia 20 tahun dan kekasihnya yang berusia 18 tahun—tewas secara tragis dalam sebuah kecelakaan di Johor. Kepergian mereka yang tiba-tiba meninggalkan duka mendalam bagi kedua keluarga.

Namun, di tengah kesedihan itu, kedua keluarga melihat sebuah ikatan yang begitu kuat di antara pasangan tersebut. Mereka meyakini bahwa keduanya ditakdirkan bersama. Daripada membiarkan takdir memisahkan mereka selamanya, kedua keluarga bersepakat untuk melakukan sesuatu yang melambangkan cinta abadi mereka.

Atas dasar kesepakatan bersama, sebuah upacara “pernikahan hantu” digelar. Ini adalah sebuah tradisi Tionghoa kuno yang dilakukan untuk menikahkan dua orang yang telah meninggal, atau satu orang yang masih hidup dengan seseorang yang telah tiada.

Bagi kedua keluarga, upacara ini bukan sekadar ritual. Itu adalah cara untuk memenuhi takdir cinta anak-anak mereka, memastikan mereka tidak sendirian di alam baka, dan memberikan mereka status sebagai suami-istri yang sah di kehidupan setelah kematian. Upacara ini, yang disebut sebagai “ikatan abadi,” menjadi simbol bahwa cinta sejati dapat melampaui batas-batas kehidupan dan kematian.

Tindakan ini menunjukkan betapa dalamnya cinta keluarga dan penghormatan mereka terhadap hubungan yang telah terjalin. Meskipun kisah mereka di dunia berakhir tragis, keluarga memastikan bahwa perjalanan mereka di keabadian akan mereka lalui bersama-sama.

Scroll to Top