
Seorang nenek berusia 70 tahun berinisial RM membuat heboh warga Jakarta Barat.
Ia kedapatan berbelanja sayur di Pasar Patra, Duri Kepa, menggunakan uang palsu.
Kejadian ini berlangsung pada Selasa pagi dan langsung menjadi perbincangan publik.
Pedagang mulai curiga ketika menerima uang pecahan Rp100 ribu yang tampak berbeda.
Nomor seri uang terlihat sama dan warnanya sedikit pudar.
Setelah diperiksa lebih lanjut, uang itu ternyata palsu.
Pengakuan Mengejutkan
Saat diamankan warga, nenek RM mengaku membeli uang palsu tersebut dari seseorang.
Setiap lembar Rp100 ribu dibelinya seharga Rp50 ribu.
Ia beralasan hanya ingin membantu kebutuhan harian karena kondisi ekonomi sulit.
Namun, pengakuan itu justru membuat warga semakin terkejut.
Karena alasan apapun, peredaran uang palsu tetap merupakan tindak pidana.
Polisi kemudian membawa nenek itu ke kantor Polsek Kebon Jeruk untuk diperiksa lebih lanjut.
Tindakan Kepolisian
Kapolsek Kebon Jeruk menjelaskan bahwa kasus ini masih diselidiki.
Petugas kini menelusuri pihak yang menjual uang palsu kepada nenek tersebut.
Uang palsu yang ditemukan memiliki nomor seri sama, tanda diproduksi massal.
Selain itu, polisi juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada.
Pedagang disarankan memeriksa setiap uang dengan cara diraba, diterawang, dan dilihat.
Langkah kecil ini bisa mencegah kerugian di kemudian hari.
Respons Masyarakat
Video kejadian ini cepat viral di media sosial.
Banyak warganet merasa iba sekaligus prihatin dengan perbuatan sang nenek.
Sebagian berharap ada penyelidikan yang adil tanpa mengabaikan aspek kemanusiaan.
Namun, tak sedikit pula yang menyoroti lemahnya pengawasan di pasar tradisional.
Peredaran uang palsu bisa merugikan pedagang kecil.
Oleh karena itu, kewaspadaan menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan.
Pelajaran untuk Semua Pihak
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar tidak tergiur tawaran uang murah.
Biasanya, modus seperti ini digunakan untuk memanfaatkan orang awam.
Pelaku jaringan uang palsu kerap mencari korban dari kalangan lansia atau ekonomi lemah.
Selain itu, penting bagi pedagang untuk mengenali ciri uang asli.
Dengan demikian, transaksi di pasar bisa berlangsung aman dan jujur.
Kita semua memiliki peran menjaga kepercayaan dalam kegiatan jual beli.
Kesimpulan
Kasus nenek di Jakarta Barat yang belanja dengan uang palsu menjadi pelajaran penting.
Masyarakat perlu lebih berhati-hati terhadap tawaran mencurigakan.
Sementara itu, aparat penegak hukum harus menindak tegas jaringan pembuat uang palsu.
Dengan begitu, keamanan ekonomi rakyat kecil bisa tetap terlindungi.
