Pariwisata Pattaya Terpukul: Baht yang Terlalu Kuat dan Kebijakan yang Membingungkan Jadi Penyebab

Pariwisata Pattaya Terpukul: Baht yang Terlalu Kuat dan Kebijakan yang Membingungkan Jadi Penyebab

Pattaya, yang telah lama dikenal sebagai destinasi utama wisata pantai dan kehidupan malam di Thailand, kini menghadapi kelesuan di musim liburan (high season). Para pelaku usaha dan warga lokal melaporkan tren yang meresahkan: wisatawan yang biasanya membanjiri kota ini mulai berkurang drastis.

Penyebabnya ternyata cukup kompleks, tidak hanya soal cuaca, namun juga gabungan antara masalah ekonomi dan kebingungan kebijakan.

Faktor Utama: Nilai Tukar Baht yang Meroket

Faktor paling signifikan yang dirasakan saat ini adalah nilai tukar mata uang Baht. Mata uang Thailand ini berada di posisi yang sangat kuat, terutama jika dibandingkan dengan Dolar Australia, Dolar AS, Dolar Kanada, Euro, dan Pound Sterling.

Akibatnya, berlibur ke Thailand tiba-tiba terasa jauh lebih mahal bagi turis dari negara-negara tersebut. Pattaya kini tidak hanya bersaing dengan Phuket atau Bangkok, tetapi juga dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara yang menawarkan biaya hidup lebih terjangkau.

Kebingungan Kebijakan dan Masalah Persepsi

Tekanan ekonomi ini diperparah oleh berbagai kebingungan regulasi dan masalah persepsi yang membuat calon wisatawan berpikir dua kali.

  • Peraturan yang Berubah-ubah: Aturan visa dan izin tinggal jangka panjang yang sering berubah-ubah memberi kesan bahwa menetap di Thailand itu rumit dan tidak dapat diprediksi.
  • Rumor Regulasi: Isu yang beredar mengenai persyaratan perbankan yang lebih ketat dan regulasi ganja yang simpang siur turut menambah ketidakpastian.
  • Perubahan Persepsi: Muncul persepsi di kalangan sebagian turis veteran bahwa area-area populer kini telah “diambil alih” oleh kelompok turis dari negara lain (seperti India, Rusia, dan Israel), yang mereka rasa mengubah suasana kota.

Dampak Langsung pada Bisnis Lokal

Bagi bisnis yang bergantung pada pariwisata di Pattaya, ini adalah pukulan ganda. Bar, restoran, dan panti pijat melaporkan penurunan jumlah pengunjung yang signifikan.

Bahkan tempat-tempat hiburan yang sudah mapan pun merasakan dampak dari berkurangnya jumlah wisatawan yang mau membelanjakan uangnya.

Karena itu, para pelaku usaha menuntut solusi yang jelas. Thailand membutuhkan kebijakan yang konsisten, jelas, dan mudah dikomunikasikan secara internasional. Wisatawan mencari tiga hal: kepastian, keterjangkauan, dan lingkungan yang ramah. Saat ini, ketiga faktor tersebut sedang tergerus oleh kebijakan yang tidak konsisten dan nilai tukar mata uang yang terlalu kuat.

Aturan Alkohol Baru Thailand Picu Protes: Denda 10.000 Baht Hantam Restoran dan Bar

Scroll to Top