Polda Sebut Pria yang Aniaya Pengendara di Medan Polisi Aktif tapi Gangguan Jiwa

Polisi aktif aniaya pengendara Medan gangguan jiwa menjadi perbincangan hangat setelah sebuah video viral menunjukkan seorang pria menyerang pengendara motor di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Video tersebut membuat publik mempertanyakan identitas pelaku dan motif di balik tindakannya.

Selain itu, pihak kepolisian langsung memberikan klarifikasi resmi untuk meredam spekulasi di media sosial.


Pelaku Ternyata Anggota Polisi Aktif

Polda Sumut mengonfirmasi bahwa pelaku merupakan anggota polisi aktif berinisial Bripda G. Ia diketahui sudah lama menjalani perawatan terkait gangguan kejiwaan. Kondisi tersebut membuat tindakan agresifnya disebut dipicu kondisi mental yang tidak stabil.

Kemudian, pihak kepolisian menegaskan bahwa pelaku tidak sedang bertugas saat kejadian dan langsung diamankan untuk mendapatkan pemeriksaan medis lanjutan.


Riwayat Gangguan Jiwa Sejak Lama

Menurut keterangan kepolisian, Bripda G telah didiagnosis mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2001. Dengan demikian, ia tercatat rutin menjalani pengawasan medis. Kondisi ini memengaruhi respons emosional dan kontrol perilaku, termasuk saat insiden penganiayaan terjadi.

Namun, informasi ini juga memicu kritik publik mengenai proses evaluasi kesehatan mental bagi anggota kepolisian aktif.


Korban Alami Luka Fisik

Korban yang berinisial ALP mengalami luka di bahu, jari, dan bagian wajah. Meski tidak mengalami luka berat, korban mengaku terkejut dan trauma akibat tindakan pelaku.

Sebagai tambahan, Polda Sumut menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan menjanjikan pendampingan serta perawatan medis.


Pentingnya Evaluasi Kesehatan Mental Anggota Polisi

Kasus ini menyoroti pentingnya pemeriksaan kesehatan mental bagi anggota aparat keamanan. Polisi bertugas berhadapan dengan situasi penuh tekanan sehingga stabilitas mental harus menjadi syarat utama dalam penugasan.

Untuk itu, pengawasan berkala diperlukan agar kasus serupa tidak terulang. Penanganan yang komprehensif bukan hanya untuk institusi, tetapi juga untuk keselamatan warga.


Kesimpulan

Dengan adanya kasus polisi aktif aniaya pengendara Medan gangguan jiwa, publik berharap sistem evaluasi internal diperkuat. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa aspek mental kesehatan memiliki peran penting dalam profesi kepolisian dan harus dipantau secara berkesinambungan.

Exit mobile version