
Kasus pembunuhan tragis yang menimpa influencer Taiwan, Iris Hsieh, di Kuala Lumpur, terus bergulir dan menarik perhatian publik. Di tengah penyelidikan, musisi kontroversial Namewee sempat ditahan untuk dimintai keterangan. Kini, seorang sahabat Iris Hsieh yang dikenal sebagai “Lin”, tampil memberikan pandangannya. Meskipun ia yakin Namewee bukan pembunuhnya, Lin secara tegas menyatakan bahwa Namewee “tetap bersalah” karena gagal melindungi sahabatnya.
Melalui unggahan di akun Instagram-nya, Lin memberikan pernyataan emosional terkait kematian Iris Hsieh. Pernyataannya menyoroti keyakinannya terhadap Namewee sekaligus kekecewaannya.
Yakin Namewee Bukan Pembunuhnya
Lin dengan tegas menyatakan bahwa ia percaya Namewee “sudah pasti bukan pembunuhnya.” Alasan utamanya bersifat logis; ia berpendapat bahwa Namewee adalah seorang figur publik yang telah membangun karier yang sukses.
Menurut Lin, Namewee “tidak akan menghancurkan masa depannya yang cerah” hanya untuk melakukan kejahatan keji seperti pembunuhan. Keyakinan ini sejalan dengan fakta bahwa Namewee telah dibebaskan oleh polisi setelah dimintai keterangan dan tidak dijadikan tersangka utama.
Dianggap “Tetap Bersalah” Gagal Melindungi
Meskipun membela Namewee dari tuduhan pembunuhan, Lin tidak ragu untuk melontarkan kritik tajam. Ia tetap menganggap Namewee bersalah atas kelalaiannya.
“Dia tetap bersalah… karena gagal melindunginya (Iris),” tulis Lin dalam unggahannya.
Kekecewaan Lin berakar pada fakta bahwa Namewee adalah orang yang bersama Iris sebelum insiden nahas itu terjadi. Lin menyalahkan Namewee karena “membiarkan si pembunuh membawanya (Iris) pergi.” Ia menggambarkan sahabatnya, Iris, sebagai sosok yang naif dan mudah percaya pada orang lain.
Lin juga meluapkan amarahnya kepada tersangka utama, yang diyakini sebagai pemilik apartemen tempat jasad Iris ditemukan, dengan menyebutnya “tidak manusiawi.”
Latar Belakang Kasus
Insiden tragis ini terbongkar ketika Iris Hsieh ditemukan tewas di sebuah unit apartemen di Kuala Lumpur. Penyelidikan polisi mengarah pada penangkapan seorang pria yang merupakan pemilik unit tersebut.
Namewee menjadi pusat perhatian dalam kasus ini karena dialah orang terakhir yang terlihat bersama Iris. Ia mengakui telah bertemu dengan Iris, namun kemudian ditahan oleh polisi untuk membantu penyelidikan. Setelah memberikan keterangannya, Namewee dibebaskan.
Kesimpulan (Conclusion):
Pernyataan dari sahabat Iris Hsieh ini memberikan gambaran yang kompleks tentang duka dan kemarahan yang dirasakan oleh orang-orang terdekat korban. Di satu sisi, ada kelegaan karena ia tidak meyakini Namewee sebagai pelaku pembunuhan. Namun di sisi lain, ada rasa frustrasi dan kekecewaan besar terhadap Namewee yang dianggap gagal menjalankan tanggung jawab moral untuk melindungi seseorang yang bersamanya. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang Malaysia.