
Serangan Israel Gaza saat gencatan senjata kembali mencuat ke permukaan. Sebanyak 27 orang tewas dalam serangan udara oleh Gaza Strip, saat kesepakatan gencatan senjata yang diberlakukan antara Israel dan Hamas sedang dalam kondisi rapuh.
Latar Belakang
Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak awal Oktober 2025 menjadi harapan bagi warga Gaza untuk menghindari kekerasan lanjutan. Namun serangan terbaru ini menunjukkan bahwa kondisi sementara tersebut masih sangat rapuh.
Detil Serangan
Serangan tersebut terjadi di wilayah Gaza City dan Khan Younis, dengan korban terbanyak dilaporkan di dua lokasi tersebut.
Pihak militer Israel menyatakan bahwa serangan dilancarkan sebagai tanggapan atas tembakan dari pihak Hamas ke arah pasukan — klaim yang dibantah oleh Hamas sebagai “eskalasi berbahaya”
Dampak pada Kemanunian
Serangan ini memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat kritis di Gaza. Infrastruktur rumah sakit kewalahan, suplai bantuan makin sulit masuk, dan warga hidup dalam ketidakpastian yang berkelanjutan.
Organisasi kemanusiaan internasional menyebut bahwa gencatan senjata seperti belum pernah benar-benar berlaku bagi warga sipil.
Reaksi Internasional
Negara-negara dan badan-internasional mengutuk serangan yang terjadi saat kondisi gencatan senjata. Mereka menuntut penyelidikan independen dan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional.
Sementara itu, Israel menegaskan bahwa mereka akan terus melakukan operasi militer terhadap Hamas, meskipun kampanye diplomasi sedang berlangsung.
Kesimpulan
Meski gencatan senjata diberlakukan, kenyataannya serangan Israel ke Gaza kembali terjadi dan menewaskan banyak warga sipil. Ini menjadi pengingat bahwa kestabilan masih jauh dari kenyataan dan warga Gaza terus menghadapi bahaya.
Untuk membangun perdamaian jangka panjang, diperlukan mekanisme pengawasan yang kuat serta jaminan keamanan yang nyata bagi warga sipil.
