
Seorang pengusaha di Malaysia mengalami mimpi buruk setelah terjebak dalam lingkaran setan pinjaman ilegal atau “Ah Long”. Alih-alih mendapatkan solusi finansial, pria ini justru menghadapi teror digital yang menghancurkan reputasi dan kariernya, meskipun ia telah membayar jauh lebih banyak dari yang dipinjamnya.
Berawal dari Pinjaman RM1.000 di Media Sosial
Kisah ini menimpa seorang pria berusia 39 tahun yang ingin dikenal sebagai “Ah Ming”. Karena kebutuhan mendesak, Ah Ming menemukan tawaran pinjaman di media sosial dan memutuskan untuk meminjam RM1.000 (sekitar Rp 3,4 juta) dari rentenir ilegal tersebut.
Selama tiga bulan, Ah Ming patuh melakukan pembayaran cicilan. Total uang yang telah ia bayarkan bahkan mencapai RM5.000 (sekitar Rp 17 juta), atau lima kali lipat dari jumlah pinjaman awalnya.
Teror Dimulai Saat Utang Dianggap Belum Lunas
Meskipun Ah Ming merasa telah melunasi kewajibannya, mimpi buruk baru saja dimulai. Pihak Ah Long tiba-tiba menghubunginya dan mengklaim bahwa ia masih memiliki sisa utang sebesar RM3.000 (sekitar Rp 10,2 juta).
Ah Ming, yang merasa sudah membayar lebih dari cukup, menolak keras untuk mentransfer uang tambahan tersebut. Akibatnya, para rentenir segera melancarkan aksi teror yang keji.
Pelecehan Digital: Foto Telanjang Disebar ke Semua Kontak
Para Ah Long ini tidak lagi menggunakan taktik lama seperti menyiram cat merah. Mereka beralih ke pelecehan digital yang lebih merusak.
Rentenir tersebut diduga kuat telah meretas ponsel Ah Ming dan berhasil mencuri foto-foto pribadi dari galeri ponselnya. Mereka menemukan foto telanjang Ah Ming, kemudian mengeditnya seolah-olah ia sedang memegang kartu identitas (IC) miliknya.
Foto yang telah dimanipulasi dan sangat memalukan itu kemudian disebarkan secara massal. Para pelaku mengirimkan gambar tersebut ke seluruh daftar kontak di ponsel Ah Ming, termasuk keluarga, teman-teman, dan, yang terparah, klien bisnisnya.
Kehilangan Pekerjaan dan Reputasi
Tindakan keji ini memberikan dampak instan yang menghancurkan. Karena foto tersebut tersebar luas di kalangan profesionalnya, Ah Ming kehilangan pekerjaannya. Reputasinya yang dibangun bertahun-tahun hancur dalam sekejap.
Merasa hancur, Ah Ming akhirnya mencari bantuan dan mengadakan konferensi pers bersama politisi lokal, Mike Chong. Chong menyoroti bahwa ini adalah modus operandi baru yang sangat berbahaya dari para Ah Long, di mana mereka kini menggunakan data pribadi untuk menghancurkan kehidupan sosial dan karier korban. Kasus ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang tergoda untuk mengambil pinjaman dari sumber tidak resmi di media sosial.