
Seserahan pernikahan mewah Tuban menjadi sorotan luas setelah video iring-iringan seserahan menampilkan mobil hingga sapi. Konflik utama: tradisi lokal bertemu budaya viral media sosial.
Kronologi Video Viral
Sebuah unggahan di TikTok memperlihatkan rombongan mobil bak terbuka yang mengangkut seserahan dari pengantin pria ke mempelai wanita di Tuban.
Tampak dalam video: sebuah mobil Honda Brio berwarna merah dihias-pita, motor Honda PCX marun, dan seekor sapi menjadi bagian seserahan.
Lokasi kejadian: Desa Bringin, Kecamatan Montong (versi salah satu laporan) atau Desa Ngampelrejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban (versi lain).
Nilai seserahan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Apa Saja yang Dibawa?
- Mobil Honda Brio berwarna merah dengan hiasan pita.
- Motor Honda PCX warna marun.
- Sapi (dan bahkan kambing) sebagai bagian dari seserahan.
- Perabot rumah tangga dan gabah kering dalam jumlah besar.
Reaksi Warganet & Publik
Video tersebut telah ditonton jutaan kali dan mendapatkan banyak komentar yang beragam.
Beberapa netizen menilai bahwa seserahan seheboh ini menunjukkan kemampuan ekonomi keluarga pengantin pria.
Sebagian lain mengkritik bahwa tradisi seserahan seharusnya lebih makna daripada pamer barang-mewah.
Makna Tradisi di Tuban
Menurut keterangan lokal, tradisi seserahan mewah seperti ini sudah ada di beberapa desa di Tuban sebagai simbol status sosial.
Kepala Desa setempat menyebut bahwa memberikan seserahan besar dianggap bentuk “usaha orang tua” agar anaknya memperoleh pasangan.
Poin Penting yang Perlu Diperhatikan
- Tradisi vs viral: Tradisi lokal bisa berjalan dengan cara berbeda ketika masuk ke ranah media sosial.
- Efek sosial media: Hal yang tadinya mungkin biasa di lingkungan lokal, menjadi tontonan publik dan sorotan nasional.
- Nilai dan makna: Apakah seserahan mewah seperti ini membawa berkah atau sekadar simbol kemewahan bagi sebagian orang?
Kesimpulan
Fenomena seserahan pernikahan mewah di Tuban dengan mobil dan sapi sebagai hantaran menggambarkan bagaimana tradisi bisa berubah menjadi konten viral. Bagi masyarakat, penting untuk memahami konteks kultural dan sosial sebelum menghakimi.